Workshop Jurnalistik dan Pendampingan Alumni


Kediri, 25/4/2019. Ratusan siswa Sekolah Menengah Kejuruhan Negeri (SMKN) 1 Kota Kediri berkesempatan belajar tentang jurnalistik yang diadakan oleh Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri, Kamis (25/4). Kegiatan ini jadi menarik karena mereka generasi millennial ini menjadi sasaran berita hoax yang bertebaran di media sosial.

Dalam workshop jurnalistik yang diadakan di aula SMKN 1 Kota Kediri itu, Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Kediri mendatangkan praktisi jurnalistik di Kediri. Pertama jurnalis dari media cetak Koran Memo, dan dari media elektronik Kompas Tv Kediri. Keduanya merupakan lulusan kampus tersebut yang kini telah terjun di dunia pers.

“Kami berharap, siswa siswi ini bisa belajar langsung dengan pemateri yang masih energik dan muda – muda ini untuk mendalami dunia pers. Era digital seperti sekarang, informasi bertebaran di media sosial yang justru didominasi oleh berita – berita palsu atau berita hoax. Mereka adalah generasi millinial yang tidak terlepas dengan kehidupan di media sosial, maka kita berharap bisa memberikan pemahaman kepada anak – anak muda penerus bangsa ini,” kata Ropingi el Ishaq ketua panitia.

Sementara, Fathurrohman Pembina Ekstrakuliler Jurnalistik SMKN 1 Kota Kediri mengaku senang anak didiknya bisa mendapatkan kesempatan belajar memahami berita dan belajar menjadi jurnalistik yang baik. Kegiatan jurnalistik yang sudah ada di sekolahnya itu diharapkan bisa lebih berkembang setelah mendapatkan workshop jurnalistik.

“Kita apresiasi Prodi Komunikasi IAIN Kediri ini yang mau berbagi ilmu bersama anak – anak kami disini. Disini sudah ada ekstrakuliler jurnalistik, tapi dengan adanya ini semoga anak – anak lebih semangat lagi dalam menghidupkan kegiatan jurnalistik di sekolahan,” katanya.

Pada kesempatan itu, pemateri dari media cetak Koran Memo, Zayyin memberikan pembelajaran tentang menjadi jurnalis yang baik. Dia memaparkan pentingnya seorang jurnalis memahami kode etik jurnalistik serta undang – undang pers nomor 40 tahun 1999. Poin – poin itu penting bagi mereka untuk bekal menjadi jurnalis, atau ketika menghadapi berita yang bertebaran di media sosial.

Siswa yang mengikuti kegiatan itupun tertarik, terlebih mereka mengakui bingung menghadapi informasi – informasi yang bertebaran di media sosial. “Saya jadi tahu kenapa banyak berita bohong saat ini, dan tahu bagaimana cara membedakan mana yang benar mana yang berita bohong,” kata Ifan salah satu siswa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *