Mahasiswi Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir IAIN Kediri, Faizah Munjata Salma, berhasil meraih beasiswa non gelar MoRA Overseas Student Mobility Awards (MOSMA) ke luar negeri. Menyisihkan ratusan pendaftar lainnya, Salma, panggilan akrabnya, dipastikan lolos untuk mengikuti program MOSMA ke Tunisia.
MOSMA merupakan salah satu program Beasiswa Non Gelar yang dilaksanakan melalui Skema Beasiswa Indonesia Bangkit. Beasiswa ini juga salah satu program implementasi Kurikulum Merdeka dalam bentuk program mobilitas fisik yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di perguruan tinggi luar negeri.
Dari beberapa pilihan negara tujuan studi seperti Amerika Serikat, Timur Tengah, dan negara-negara ASEAN, Salma bercerita bahwa ia memang memantapkan diri memilih tujuan belajar ke negara Timur Tengah.
“Dari semenjak saya Aliyah, saya memang ingin belajar ke sana,” sebut mahasiswi yang baru saja mempresentasikan artikel ilmiahnya pada konferensi internasional di Brunei Darussalam beberapa minggu yang lalu.
Salma menyampaikan bahwa untuk sampai di tahap ini, ia telah melalui beberapa tahap yakni tahap administrasi serta tahap wawancara. Tahapan wawancara berhasil ia lalui dengan lancar dengan menggunakan bahasa Arab sambil menceritakan proposal penelitiannya tentang mahabbah dalam Al-Qur’an dan relevansinya terhadap konsep moderasi beragama.
Namun, kenangan yang paling ia ingat adalah saat mendaftar program MOSMA tersebut di hari terakhir pendaftaran karena bersamaan dengan persiapan pemberangkatannya untuk Kuliah Kerja Nyata (KKN). Ia menuturkan bahwa ia harus ‘turun gunung’ untuk menyiapkan berkas administrasi, mengingat lokasi KKN-nya yang cukup jauh dari pusat keramaian. Ia bersyukur berhasil menyelesaikan pendaftaran tiga puluh menit menjelang pergantian hari.
Rencananya, Salma akan berangkat pada bulan September 2023 mendatang. Ia akan belajar selama satu semester di Universitas Zaitunah yang merupakan lembaga pendidikan tertua yang didirikan di dunia Arab. Hal ini berdasarkan informasi terakhir pertemuan pada Zoom Meeting beberapa waktu lalu yang menyatakan bahwa kelompok bidang studi ushuluddin akan ditempatkan di wilayah Tunisia.