Institut Agama Islam Negeri Kediri (IAIN Kediri) menggelar dialog komparatif dengan tema “Media Mengawal Pemilu 2024”. Acara ini diselenggarakan pada hari Selasa (14/11/2023) di Gedung Rektorat Lantai 4 Kampus 1, bekerjasama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur dan Kediri.
Rektor IAIN Kediri, Wahidul Anam, dalam sambutannya berharap bahwa diskusi ini bisa memberikan pencerahan kepada para mahasiswa/i mengenai pemilu. Para mahasiswa/i diharapkan mampu memahami apa yang harus dilakukan agar pemilu dapat berjalan dengan adil, lancar, dan tidak profokatif.
Acara ini dihadiri oleh Forkopimda Kota Kediri, KPU Jawa Timur, Lembaga Kemasyaratan, mahasiswa, dosen, kesbangpol dan aktifis karang taruna. Total peserta yang menghadiri acara pada hari selasa itu mencapai 60 orang lebih. Mereka antusias untuk berdialog mengenai bagaimana caranya menjaga netralitas media serta mau seperti apa pemilu 2024 ini.
“Kita saat ini menghadapi fase krusial atau kritis karena akan terjadinya gesekan antar pemilih dan pendukung yaitu kampanye yang dilakukan pada tanggal 25 November 2023 hingga jelang pemilu 2024 h-3. Seperti tahun 2019 banyak polarisasi yang ekstrem dengan mumculnya hoax, caci maki, ujaran kebencian, menghujat dan menghina. Sebagai Generasi Z kita harus bisa belajar memilah dan memilih informasi yang tepat melalui layar media.” Tutur Cahyo Baskoro sebagai naras umber mewakil KPU Jawa Timur.
Menurut Hartono Taruno selaku pimpinan Serikat Media Siber Indonesia, saat ini proses demokrasi telah dikawal oleh media, apalagi pemilu ini untuk masa depan bangsa. Media juga diawasi oleh pers supaya pemerintahan lebih yang berkualitas.
Di tengah pemilu seperti ini peran media betul-betul harus di tegakkan. Media yang nakal bukan hanya media yang tidak jujur dan menyebarkan berita hoax, tetapi media yang melakukan framing. Media harus berada di tengah (netral) dan tidak berbelok ke kanan maupun kiri untuk memihak.
Lutfil Hakim selaku pemateri yang mewakili PWI Jatim mengingatkan bahwa tugas pers maupun mahasiswa adalah mengawal masyarakat untuk memahami konteksnya. Media pers yang kredibel tidak boleh menggiring dan membanding-bandingkan. Lutfil juga mengajak masyarakat untuk membangun ruang publik dengan prinsip Jurnalistik.
KPU JATIM saat ini telah memfasilitasi dengan membuka ruang publik sebagai sarana penyaluran informasi secara transparan. Melalui ruang public ini seorang pemilih dapat bertukar informasi tentang program kerja, visi-misinya, dan biografi para calon presiden dan anggota legislatif.
Sumber : Humas IAIN Kediri
Penulis : Bagus Satriyo
Editor : Ropingi el-Ishaq