
FUDA Newsroom – Dua mahasiswa Program Studi Studi Agama-Agama (SAA) UIN Syekh Wasil Kediri, Rommy Nur Basri dan Riyadus Solichin, berhasil memaparkan hasil riset mereka dalam ajang The 4th International Conference on Tradition and Religious Studies (IC-TiaRS IV) yang diselenggarakan oleh Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam (FUSHPI) UIN Raden Fatah Palembang pada Selasa (1/7/2025). Konferensi ini berlangsung secara hybrid mulai Senin, 1 Juli 2025.
Mengusung tema “Religion and Local Wisdom: Responses to Ecological Issue in the Archipelago,” konferensi ini menjadi wadah respons ilmiah dan spiritual terhadap krisis ekologi di kawasan kepulauan. Dekan FUSHPI, Abu Mansur, dalam sambutannya menekankan pentingnya kearifan lokal sebagai kontribusi teologis dan kultural terhadap kelestarian alam. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor I, Munir, yang menegaskan bahwa Islam adalah agama yang bijak dalam menjaga alam, dan menjaga lingkungan merupakan bagian dari konsep Wahdatul Wujud.
Rommy Nur Basri, mahasiswa semester 6 Prodi SAA, mempresentasikan risetnya yang berjudul “Dialog Ekologis Hindu Islam di Kabupaten Nganjuk.” Ia menjelaskan bagaimana hubungan antar agama dapat dibangun dengan melibatkan nilai-nilai ekologi untuk penguatan lingkungan. Sementara itu, Riyadus Solichin memaparkan “Prophetic Ecology of Indigenous Peoples in Safeguarding the Climate Crisis in Indonesia.” Risetnya menyoroti bagaimana masyarakat adat mengelola lingkungan berdasarkan nilai-nilai spiritual dan etika, di mana kelestarian lingkungan adalah masalah moral, spiritual, dan etika yang mendalam, bukan hanya ilmiah atau pragmatis.
Sekretaris Prodi SAA UIN Syekh Wasil Kediri sekaligus dosen pendamping, M Thoriqul Huda, menyampaikan bahwa Prodi SAA selalu mendukung kegiatan akademik mahasiswa, termasuk partisipasi dalam konferensi internasional ini. Ia optimis Prodi SAA akan terus konsisten berpartisipasi di masa mendatang.
Konferensi IC-TiaRS IV 2025 ini menghadirkan sejumlah pakar lintas negara dan disiplin ilmu, di antaranya Hijroatul Maghfiroh (Macquarie University, Australia), Zaimatus Sa’diyah (Radboud University, Belanda), Zulkarnain Hasan Basri (Presiden Japan Muslim Foundation, Jepang), Samsul Maarif (CRCS UGM), dan Wijaya (UIN Raden Fatah Palembang). Para pembicara memperkaya diskusi ilmiah dengan beragam sudut pandang seperti ecotheology, ecophilosophy, Quranic ecology, prophetic ecology, dan Green Sufism, membawa napas spiritual dalam menyikapi krisis ekologis modern.
Penulis : Rommy | Editor : Fuat Hasan